Beranda | Artikel
Sihir - Bagian ke-2 - Kitab Al-Qaulul Mufid (Ustadz Abu Haidar As-Sundawy)
Jumat, 6 Desember 2013

Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

Ceramah agama Islam oleh: Ustadz Abu Haidar As-Sundawy

[sc:status-al-qaulul-mufid-ustadz-abu-haidar-2013]

Ringkasan Pembahasan Kitab Al-Qaulul Mufid di Rekaman Ini

Bab Sihir (باب ما جاء في السحر) – Bagian ke-2

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

اجتنبوا السبع الموبقات ، قيل يا رسول الله وما هن ؟ قال الشرك بالله ، والسحر ، وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق ، وأكل مال اليتيم ، وأكل الربا ، والتولي يوم الزحف ، وقذف المحصنات الغافلات المؤمنات

Jauhi oleh kalian 7 perkara yang membinasakan. Sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa saja 7 perkara yang membinasakan tersebut?” Rasulullah menjawab, “(1.) Syirik kepada Allah, (2.) sihir, (3.) membunuh jiwa yang Allah haramkan untuk dibunuh kecuali dengan alasan yang haq, (4.) orang yang memakan harta riba (yang dimaksud “memakan” maknanya adalah pemanfaatan, baik dimakan maupun tidak dimakan [dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi: membangun rumah, membeli kendaraan, baju, dst]), (5.) memakan harta anak yatim, (6.) lari dari medan perang, (7.) menuduh wanita-wanita (dengan tiga kriteria:) merdeka, menjaga / memelihara diri dari perbuatan zina, dan beriman kepada Allah ‘Azza wa Jalla.””

و “اجتنبوا”، أي: اتركوا، بل أشد من مجرد الترك; لأن الإنسان قد يترك الشيء وهو قريب منه، فإذا قيل: اجتنبه; يعني: اتركه مع البعد.

Ijtanibu (اجتنبوا) itu lebih dari sekedar meninggalkan, karena kadang-kadang seseorang meninggalkan sesuatu tapi dekat jaraknya, tapi kalau ijtanibu maknanya “jauhi oleh kalian“, jangankan dilakukan, didekati juga jangan / tidak boleh. Oleh karena itu, ijtanibu penekanan larangannya lebih keras dan lebih kuat dibandingkan dengan lafadz utruku (اتركوا).

وقوله: السبع الموبقات هذا لا يقتضي الحصر; فإن هناك موبقات أخرى، ولكن النبي صلى الله عليه وسلم يحصر أحيانا بعض الأنواع والأجناس، ولا يعني بذلك عدم وجود غيرها.
ومن ذلك حديث: ” السبعة الذين يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله “1 فهناك غيرهم، ومثله: ” ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة “2 وأمثلة هذا كثيرة، وإن قلنا

“Jauhi oleh kalian 7 perkara yang membinasakan,” disebut angka 7 (tujuh) di sini, bukan dalam rangka الحصر (membatasi) hanya pada 7 (perkara) itu, sebab banyak perkara-perkara lainnya yang juga membinasakan, selain 7 poin tadi. Dan hadits atau bahkan ayat yang seperti ini, yang menyebut angka tertentu, banyak. Seperti Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan:

سبعة يظلهم الله في ظله يوم لا ظل إلا ظله …

“Ada 7 golongan yang akan memperoleh naungan di akhirat nanti dari Allah pada hari ketika tidak ada naungan lain di hari itu kecuali naungan dari Allah …” (H.R. Bukhari dan Muslim)
Apakah hanya 7 golongan? Tidak! Kata Al-Imam Ibnu Hajar dalam kitab Fathul Bari, syarah Shahih Bukhari, bahwa di hadits lain juga banyak, di antaranya: orang yang mencintai karena Allah juga dinaungi, orang yang melepaskan kesulitan orang lain juga dinaungi, orang yang memberi tangguh/tempo kepada orang yang berhutang kepada kita atau bahkan hutang tersebut dibebaskan dari dirinya juga diberikan naungan oleh Allah, dan hal-hal tadi tidak disebut dalam 7 poin (pada hadits) tadi.

Juga sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:

ثلاثة لا يكلمهم الله يوم القيامة ولا يزكيهم ولهم عذاب أليم …

Silakan simak detil pembahasan aqidah yang sangat menarik dari kitab Al-Qaulul Mufid ini dengan mendownload file MP3 kajiannya atau dengarkan langsung pada player yang tersedia.

Download Kajian Kitab Qaulul Mufid: Sihir (Bagian ke-2)

Silakan didownload dan dibagi-bagikan ke saudara-saudara kita, baik berbagi file file MP3 kajian ini secara langsung maupun berbagi tautan ini ke Faceboo, Twitter, dan Google+ Anda. Jazakumullahu khoiron.


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/4637-sihir-bagian-ke-2-kitab-al-qaulul-mufid-ustadz-abu-haidar-as-sundawy/